Selasa, 18 Agustus 2015

Surat di Pintu Hati

setiap hari hanya bisa mengatakan tidak.
tapi nyatanya berbeda.

bukan kali pertama rasanya dadaku terasa sesak, seperti terkena syndrome dispepsia
lagi-lagi tentang kamu, merindukanmu
hanya jika memikirkanmu saja dadaku terasa sesak.

hingga saat ini aku hanya menganggap cinta penasaran.
tapi ada yang berbeda,
walau hanya dua hari aku menjadi penghuni disana, rasanya aku sudah puluhan tahun mendiami.
seluruh relungnya aku tau persis.
hiasan dan warna hatinya pun aku hapal mati.
walau dua hari, rasanya sangat nyaman sekali.
hingga hari itu datang
dan memaksaku keluar dari tempat ternyaman itu

dan kini,
aku telah berdiri di pintu yang sama.
pintu yang 6 tahun lalu kau buka lebar untukku.
aku mengetuknya pelan, sangat pelan dan nyaris mengelus.
tak tega membangunkanmu yg tertidur sendiri di dalam

aku melangkah mundur menjauhi pintu itu
memandang seluruh sudut luar hatimu
inikah hati yang dulu pernah kutinggali ?
terasa segan untuk memasukinya lagi.


0 komentar: