Kalo ada diantara kalian yang nanya apakah menjadi stalker
itu baik, saya jawab tidak juga.
Jadi stalker itu jahat ? oh, jelas tidak.
Stalker itu adalah kegiatan seorang jomblowan dan jomblowati
atau mantan kekasih yang sekedar ingin tau keadaan pujaan hatinya. Gak lebih
dari itu.
Gak ada yang jahat atau criminal dari tindakan nge-stalk social
media pujaan –selama gak nge-stalk sambil nyoba ilmu kebas. Mungkin diantara
kalian ada yang gak setuju dengan pernyataan ku soal stalker. Diantaranya mengganggu
privasi. Tapi kalian pernah gak sekali aja berpikir seandainya kalian ada
diposisi menjadi stalker. Tiap menit kangen dan khawatir selalu berputar-putar.
Kangen yang gak tersalurkan karena sang pujaan sudah jadi milik orang, mau sms
atau ngirim pesan lewat sosmed takut mengganggu hubungan dengan kekasihnya. Serba
salah kan ?
Sejatinya gak ada yang salah dari mengaggumi selama yang
dikagumi gak pernah menolak untuk dikagumi. Menjadi seorang stalker harus
memiliki etika dan kepribadian stalker sejati. Sopan, berhati mulia, jujur, gak
pernah mengganggu, rajin beribadah dan rajin menabung. Tanpa kalian sadari
stalker adalah bagian dari orang yang ingin tau keadaan kalian setiap hari.
Aku adalah seorang stalker. Walaupun aku sudah memiliki
kekasih. Lalu untuk apa kamu nge-stalk orang, Mbak Ze? Jawabannya simple,
sekedar ingin tau. Entah rasa apa yang bersemayam dihatiku saat ini. Cinta atau
penasaran. Apapun itu aku gak peduli. Walaupun kini aku hanya bisa nge-stalk,
aku bersyukur mengetahuinya baik-baik saja.
Untuk para stalker di Indonesia, harus ku akui kita
seprofesi :). Siapapun
yang kalian stalk, jangan pernah ganggu mereka. Mereka berhak menjalani
hidupnya dengan nyaman. Rasakan dihati kalian yang terdalam, hanya dengan
melihatnya baik-baik saja perasaan kalian lega kan?! Sudah, cukup sampai
disitu. Mereka juga butuh kelegaan dihidupnya walaupun tanpa kita.